Perjuangan bermula dari sebuah langkah yang meninggalkan sebuah cerita dan kenangan yang mengagumkan. Canda, tawa, kesedihan, semangat, tetes air mata, kebanggaan, melangkah bersama, berjuang untuk meraih cita. Itulah bagian dari kami, siswa Sampoerna Academy.
Berawal dari tetes air mata yang akan berubah menjadi permata-permata yang akan menghiasi negeri kita tercinta, Indonesia Pusaka. Sampoerna Academy merupakan suatu program pendidikan yang dibentuk oleh Sampoerna Foundation yang membantu terbentuknya permata-permata bangsa. Dengan memberikan beasiswa, Sampoerna Foundation membangun Sampoerna Academy Boarding School.
Menjadi penerima beasiswa Sampoerna Academy merupakan salah satu anugerah terindah Tuhan bagi kami, 150 siswa beruntung yang berhasil menjadi bagian dari keluarga besar ini. Tetapi menurut kami hal ini bukanlah sebuah keberuntungan melainkan sebuah prestasi, karena memerlukan proses yang panjang serta perjuangan untuk mendapatkannya. Kamipun harus bersaing dengan sekitar 2500 pendaftar lain. Kami tidak percaya, kami berhasil mengalahkan mereka yang juga luar biasa.
Di Ma’had Universitas Islam Negeri Malang Maulana Malik Ibrahim untuk pertama kami dipertemukan. Di situlah awal mula kami mengukir cerita, yang pasti akan kami kenang selamanya. Kemudian kita menemukan rumah baru Griya Brawijaya. Disitulah dimana kehidupan kami mulai berubah. Memang mendapat beasiswa merupakan salah satu impian kami, tetapi tak sering kami bayangkan jika suatu saat kami akan tinggal di asrama. Wajar saja kalau kehidupan yang berbeda ini terasa berat pada awalnya. Kehidupan serta suasana yang baru, sempat membuat kami terjatuh, tapi kami bangkit kembali. Tak jarang air mata kami terurai ketika kami teringat akan kampung halaman, karena yang terngiang dipikiran kami hanyalah kata, “ Ibu dan Ayah”. Sungguh berat jauh dari mereka, tapi hal inilah yang harus kami korbankan dengan ikhlas untuk meraih mimpi kami.
Rasa bangga, haru, senang tak bisa kami ungkapkan ketika kami semua berdiri di panggung megah di sebuah inagurasi yang menandakan kami telah di terima di keluarga besar SMAN 10 Malang Sampoerna Academy. Dengan bangga kami menyenandungkan lagu Spread Our Wings di depan orang tua kami. Bunga mawar merah yang indah nan harum yang kami berikan kepada orang tua kami menandakan rasa sayang kami kepada mereka meskipun kami hidup jauh terpisah dengan mereka. Air mata bahagia bercucuran di antara kami dan orang tua kami. Pesan, nasehat, peluk hangat, dan ciuman orang tua kami menandakan bahwa orang tua kami rela melepas kami dan kami 150 anak telah resmi menjadi penerima beasiswa pendidikan dari Sampoerna Foundation.
Beribu tantangan menyambut kami. “LEADER” kata itulah yang membuat kami kuat melewati tantangan dan rintangan. Kami adalah seorang pemimpin yang kelak bisa memimpin bangsa ini. Motivasi orang tua, guru, teman, dan lingkungan yang selalu menyertai kami, membuat kami semakin bersemangat dan bangkit. Tentunya fasilitas dan segala bentuk pendidikan untuk menjadi leader telah diberikan buat kami. Diklat dan Outbond leadership memperkuat jiwa kepemimpinan kami. Disekolah, kami terbiasa hidup disiplin dan tertib.
Beribu ribu pengalaman hidup kami dapatkan selama setahun ini. Kami terbagi menjadi sembilan house. Mereka adalah Rhino, Mantaray, Hornbil, Dove, Lion, Komodo, Eagle, dan Dolphin. Setiap house mempunyai satu orang tua. Merekalah tempat kami mencurahkan segala isi hati. Bersama meraka kami menggali pengalaman, baik di sekolah, di asrama maupun diluar keduanya. Berbagai macam prestasi telah kami ukir selama menjadi siswa Sampoerna Academy. Dari tingkat sekolah, kota, provinsi, hingga nasional. Bahkan diantara kami ada yang memantapkan langkahnya untuk go Internasional.
Hari demi hari kami lalui bersama teman-teman dan guru-guru. Kehidupan yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Semua kegiatan yang biasanya dikerjakan ibu kami, kami kerjakan sendiri. Pembentukan kemandirian sangat terlihat. Apa arti persatuan sangat kita rasakan di sini. Menangis bersama, tertawa bersama, bersedih bersama. Setiap kegiatan yang kita lakukan bersama pasti terbekas dibenak kami, antri mandi antri makan, antri nyuci. Disini lah kesabaran kami dilatih.
Di sini kemandirian kami mulai dipupuk, mulai dari hal terkecil seperti tentang kebersihan diri sampai hal terbesar. Sikap toleransi dan menghargai orang lain sangat dibutuhkan karena kami disini hidup tak sendiri dimana kami haris saling menjaga perasaan sesama. Sifat pemaaf harus ditanamkan agar segala permasalahan yang muncul berakhir dengan damai dan tak ada dendam yang berkelanjutan.
Hidup berasrama seperti ini memberikan banyak pelajaran hidup kepada kami. Kami sadar dengan kehidupan asrama kami belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya. Tak terasa perjuangan telah kita tempuh selama satu tahun. Kami akan kedatangan keluarga baru yaitu adik-adik kami. Kami telah dididik bagaimana menjadi kakak yang baik dan mampu menjadi tauladan yang baik bagi adik-adiknya. Welcome my young brother and sister. (riska niswah & cyntia rachman)