(Upacara bendera dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2017)

Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 Tahun 2017 dengan tema “Indonesia Kerja Bersama”, di lingkungan sekolah Smantar Nala Jawa Timur dilaksanakan mulai Pk. 07.00 WIB hari kamis pagi ini. Dengan dihadiri segenap bapak ibu guru, karyawan dan peserta didik Smantar Nala, upacara berlangsung dengan khidmat.

Prosesi pengibaran bendera dilakukan oleh tim paskibra Smantar Nala dipimpin oleh komandan upacara.

Dokumentasi persiapan pengibaran bendera merah putih

Dokumentasi foto tim pengibar bendera Smantar Nala

Setelah prosesi pengibaran bendera selesai kemudian dilanjutkan dengan mengheningkan cipta, pembacaan teks Pancasila oleh Inspektur Upacara yang diikuti oleh seluruh peserta upacara. Kemudian pembacaan teks pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan Panca Prasetya Siswa yang dipimpin oleh petugas upacara.

Dokumentasi Pembacaan UUD RI tahun 1945 dan Panca Prasetya siswa

Bertindak sebagai Inspektur Upacara Bendera adalah Bapak Ismail, yang juga menjabat sebagai koordinator tata tertib sekolah. Dalam pidatonya disampaikan amanat yang mengajak seluruh peserta upacara untuk mendoakan dan mengingat jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan, dilanjutkan dengan isi dari pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia.

Dokumentasi Bapak Ismail sebagai Inspektur Upacara

Berikut cuplikan dari materi pidatonya:

“Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,

Sebagai bangsa yang besar dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, mempunyai ratusan suku dan ribuan pulau, bangsa Indonesia harus percaya diri untuk meraih kemajuan, mengejar ketertinggalan dan mewujudkan kejayaan.

Kita harus percaya pada kekuatan bangsa kita sendiri. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kita mampu untuk meraih kemajuan. Dulu kita takut terhadap masuknya bank-bank asing ke negeri kita. Ternyata bank-bank nasional kita mampu bersaing dan kini menjadi bank-bank yang besar, dan modern. Kita memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa, yakni anak-anak muda.  Anak-anak muda kita banyak yang menjadi juara olimpiade matematika, olimpiade fisika, dan olimpiade biologi. Anak-anak muda kita telah menunjukan prestasi mereka, mulai dari menjadi hafidz Al-Qur’an, berprestasi dalam karya robotik, sangat inovatif sebagai start-up, dan juga kreatif dalam berkesenian sampai di panggung-panggung dunia. Demikian pula dengan industri kreatif dan  film-film nasional kita, yang banyak digerakkan oleh anak-anak muda, semakin digemari dan ditonton oleh banyak orang.

Tapi semua keunggulan itu tidak harus membuat kita terlena, membuat kita berpuas diri. Masih banyak pekerjaan yang harus kita tuntaskan. Masih banyak janji kemerdekaan yang harus kita tunaikan. Sebagai refleksi bersama, kita harus jujur mengakui bahwa tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, kalau rumah-rumah rakyat kita di seluruh pelosok Nusantara tidak menikmati aliran listrik. Tidak mungkin kita menjadi bangsa yang kompetitif ketika biaya logistik kita masih mahal. Tidak mungkin kita menjadi Poros Maritim Dunia, kalau kita tidak mempunyai pelabuhan-pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal-kapal besar yang mengangkut produk-produk kita. Tidak akan mungkin menjadi bangsa yang berdaulat di bidang pangan, kalau jumlah bendungan dan saluran irigasi yang mengairi lahan-lahan pertanian kita di seluruh penjuru Tanah Air, sangat terbatas.

Kita juga menghadapi tantangan untuk terbebas dari jebakan sumber daya alam. Setelah selesainya booming migas di tahun 1970an, selesainya booming kayu di tahun 1980an, era booming mineral juga telah berakhir. Bahkan beberapa komoditas lainnya merosot tajam. Karena itu kita harus berubah. Kita harus berubah! …”

Setelah selesai pembacaan pidato, dilanjutkan menyanyikan lagu-lagu perjuangan oleh tim paduan suara Smantar Nala.

Dokumentasi tim paduan suara Smantar Nala

Berlanjut ke pembacaan doa, laporan komandan upacara kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai, penghormatan umum. Setelah Inspektur upacara meninggalkan lapangan upacara, upacara dan komandan upacara membubarkan barisan.

Dokumentasi peserta didik yang mengikuti upacara

(By: Humas)

By admin

Comments are closed.