Hari kedua tes penerimaan peserta didik baru 2017
(18/07) Deg-degan. Mungkin itu yang dirasakan calon siswa SMANTAR Nala menanti pengumuman tes kelolosan tahap II di website pagi ini. Dari 405 siswa diseleksi hingga 394 siswa, dan mereka yang lolos harus menjalani tes selanjutnya, yakni tes FGD (Forum Group Discussion) , interview dan kesehatan jasmani di SMAN Taruna Nala Jawa Timur. Sejak pukul 06.00 para calon siswa berbondong ke sekolah menanti regristasi dibuka. Usai registrasi, pelaksanaan apel dimulai untuk mengecek kehadiran siswa dan membagi kelompok per ruangan.
Hari ini merupakan hari yang berat bagi calon siswa baru, karena tes yang akan dilaksanakan merupakan uji fisik yang benar-benar menguji kekuatan dan ketahanan tubuh serta uji pikir yang mengasah pengetahuan mereka.
Pukul 08.00, secara bersamaan, interview dan FGD dimulai. Dalam interview, para calon siswa akan diuji pengetahuan bahasanya dengan Bahasa Inggris. Calon siswa bisa meneruskan interview dengan Bahasa Indonesia. Calon siswa akan diberi pertanyaan oleh panelis. Jawaban tersebutlah yang menjadi penilaian oleh para panelis. Berbagai pertanyaan diajukan selama 10 menit. Pertanyaan dimulai setelah calon siswa diminta untuk menceritakan latar belakangnya masing-masing. Dimulai dari yang sederhana seperti ketertarikan hingga yang butuh pengetahuan seperti keterbukaan tentang informasi terbaru. Ada pun pertanyaan yang membutuhkan komentar dan tanggapan dari siswa. Bahkan menyangkut arti dari ‘pemimpin’, dimana setiap orang tidak memiliki jawaban yang sama.
Pada pelaksanaan Focus Group Discussion, 5 calon siswa memasuki kelas dengan tempat duduk yang telah ditentukan oleh panelis. Setelah pembacaan panduan selesai, calon siswa diberikan waktu 5 menit untuk membaca rubrik yang telah diberikan oleh panelis. Kemudian, calon siswa diminta untuk berdiskusi dengan pengarah yang berasal dari calon siswa secara sukarela. Pada pelaksanaan ini, keaktifan calon siswa akan dinilai. Biasanya, seiring berjalannya waktu mereka mulai kehabisan topik untuk dibicarakan dan menjadi condong kepada salah satu anggota kelompok. Tujuannya, selain menilai keaktifannya, calon siswa dapat mendiskusikan penyelesaian dari masalah yang didiskusikan. Sehingga, dalam pelaksanaannya memang mereka diharuskan memiliki pengetahuan yang luas.
Sedangkan, 4 kelompok calon siswa/i lain berbaris ke depan gedung asrama putra (gedung B) untuk menjalani tes kesehatan jasmani. Para Bapak berseragam BINJAS AL (Angkatan Laut) telah siap menguji kekuatan mereka. Dibantu panitia, calon siswa dibariskan dengan laki – laki dan perempuan terpisah. Sebelum memulai, mereka diharuskan mengecek nadinya masing-masing. Bila dihitung mencapai >100 kali, diharuskan memeriksakan tensinya di pos kesehatan. Bila ada yang tensinya >120 atau <80 calon siswa tersebut diistirahatkan dengan berbaring selama +15 menit. Perempuan yang lebih dulu dibentuk 2 kelompok. Setelah semua dipanggil, masing-masing siswi dibagikan kaos (nomor dada).
Waktunya berlari. Namun, sebelum itu, mereka pemanasan terlebih dahulu agar tidak keram saat berlari. Sistem larinya adalah kompetisi, dengan penilaian siapa yang putarannya paling banyak. Tampak sekali, ada yang memulai dengan berlari kencang, ada yang pelan, ada pula yang kecepatannya konstan. Karena mereka harus berlari di luar garis lintasan sepanjang 200 meter selama 12 menit. Namun, bila ada yang tidak sanggup di tengah-tengah, mereka bisa berjalan kaki sementara. Sampai waktu habis, semua siswi di gelombang pertama ini langsung melepas nomor dada dengan terengah-engah sambil jalan di tempat. Hal ini terus bergantian dengan siswi lain dan calon siswa yang sudah menunggu. Di sisi lain, calon siswa/i yang menunggu gantian, ada yang mengobrol, ada yang hanya diam menyaksikan temannya berlari. Yang mengejutkan, pada menit-menit terakhir, mereka bersorak menyemangati temannya yang berlari, meski belum saling mengenal. Adapun salah seorang siswi yang patut diacungi jempol. Meski tenaganya telah terkuras, sampai membuatnya lemas, namun dia masih bersemangat untuk berjuang dan memaksimalkan diri selama tes berlangsung. “saya masih mau berusaha, karena saya ingin masuk sekolah ini.” ujarnya tegas.
Setelah pelaksanaan lari, tes kesehatan jasmani yang selanjutnya adalah serangkaian kekuatan otot tubuh. Karena dalam tes ini umum dilakukan untuk mengukur kekuatan seseorang, maka pelaksanaannya harus bergantian agar tidak tertukar data yang diambil. Setelah lari para calon siswa diarahkan menuju tempat untuk melaksanakan kegiatan. Yang pertama adalah Pull-up. Pelaksanaannya sesuai dengan kemampuan calon siswa untuk melakukannya, hasilnya pun bervariasi. Mulai hitungan jari hingga belasan. Apabila pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang telah diperagakan, maka usaha tersebut tidak dihitung. Tes ini terhitung cepat, karena tidak terpatok dengan waktu, setelah calon siswa lepas pengangan maka langsung diganti dengan berikutnya sesuai urutan. Sedangkan, bagi calon siswi, menjalani tes cheening di depan gedung asrama putri (Gedung A). Lain dengan laki-laki, mereka diberi waktu 60 detik. Sehingga, penilaiannya berdasarkan banyaknya gerakan dan kesesuaian posisi. Ada siswi yang tampak semangat menaik-turunkan lengannya, ada yang gerakannya sangat cepat, namun adapula yang gerakannya pelan namun konstan. Namun beberapa siswi menyerah karena kelelahan.
Selanjutnya Sit-up. Pelaksanaan sit-up membutuhkan pemegang pada bagian kaki yang dilakukan oleh para calon siswa agar kaki tidak bergeser. Dimulai dengan aba-aba, semua tangan calon siswa harus siap. Pemegang juga membantu ketika ada yang mengalami cidera saat pelaksanaan. Panitia siswa juga mengambil tempat sebagai penghitung agar para calon siswa tidak melakukan kecurangan. Terakhir adalah tes Push-up. Pelaksanaannya berada di dalam gedung B karena saat pelaksanaannya panas matahari terlalu menyengat sehingga diharuskan pindah tempat. Dengan peragaan yang dilakukan oleh Pembina, calon siswa harus mengikutinya. Jika tidak, maka tidak mendapatkan poin. Pelaksanaan Sit-up dan Push-up selama 60 detik per anak. Pukul 12.45, pelaksanaan tes jasmani baru saja selesai, para calon siswa pun beristirahat ke kantin.
Usai Ishoma, pukul 14.30 calon siswa yang bergiliran interview dan FGD merapat ke lapangan hijau. Panitia segera turun ke lapangan untuk mengabsen dan memandu calon siswa ke ruangan masing-masing. Di sisi lain, calon siswa yang bergiliran tes jasmani masih menunggu di depan gedung B dan siswi di lobi gedung B. Karena terik matahari masih menyengat, sehingga tes jasmani harus ditunda hingga pukul 15.00. Urutan kegiatannya pun tak berbeda dari tes jasmani pada gelombang pertama. Namun, kali ini, laki-laki didahulukan.
Segala tes yang dilakukan, tidak lain adalah standarisasi masuknya calon siswa baru SMAN Taruna Nala Jawa Timur. Meski tampaknya berat dan sulit untuk dilakukan oleh anak lulusan Sekolah Menengah Pertama, namun inilah yang menjadi tolak ukur calon bibit unggul SMANTAR NALA. Demi mengembangkan calon pembaharu bangsa yang cerdas dan tangguh. (/phe) (/hsd)