Cikal Bakal Penjamu Tamu

Secara mendadak, diklat pemandu dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Oktober 2012. Diklat ini mengikutsertakan seluruh pemandu dan calon pemandu kelas X dan XI SMAN 10 Malang kampus 1 dan kampus 2. Acara yang diselenggarakan selama pagi hingga sore di kampus 1 Sawojajar ini tersebut dibina oleh Pak Yudi Fahmin yang juga berperan sebagai penyampai materi.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, diklat tersebut memiliki serangkaian kegiatan, yaitu wawancara serta tes tulis yang dulu dilakukan sebagai tes seleksi pemandu, dan tour sekolah. Peserta yang didominasi oleh siswa kelas X akan dibimbing oleh panitia yang secara umum berasal dari siswa kelas XI. Sistem diklat kali ini dirasa lebih efektif, karena jumlah panitia dan peserta adalah seimbang. Sehingga setiap peserta akan didampingi oleh satu panitia, baik saat mengerjakan tes tulis, wawancara, maupun toursekolah.

Tak diduga, dua orang alumni SMAN 10 Malang yang saat ini sedang melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya, yaitu Kak Susan yang lulus 2 tahun lalu serta Kak Dista alumni tahun 2011 diundang sebagai narasumber untuk menceritakan pengalaman mereka sebagai pemandu sekolah. Kak Susan yang dulunya secara mendadak mendapat pelatihan sebagai pemandu sekolah sempat merasa terkejut namun sangat menyetujui adanya dikalt pemandu. Ia menambahkan bahwa efek menjadi pemandu akan berkelanjutan penerapannya dalam hidup, sehingga saat kuliah kelak atau baahkan telah memasuki dunia kerja, maka pengalaman berperan sebagai pemandu dapat dijadikan modal dalam memperluas jaringan sosialisasi.

Kak Dista juga mengungkapakan , bahwa menjadi pemandu cukup mengasyikkan meski tetap dirasa berat karena memiliki tanggung jawab menjaga nama baik sekolah. Ia juga turut andil saat proses evaluasi peserta. Menurutnya kesalahan yang masih sering terjadi adalah sikap cekatan saat mendapat pertanyaan ataupun respons yang belum terprediksikan sebelumnya.

Diklat pemandu tidak mengenal pressing, sebab diklat pada era ini telah dialihfungsikan sebagai sarana belajar siswa untuk memahami secara aktual segala sesuatu yang disajikan pada diklat tersebut. Maka tak salah, jika senyum tetap merekah pada pipi merona semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara. Begitu pula saat tour sekolah. Rintisan pemandu yang waktu itu adalah peserta memang masih memiliki beberapa kesalahan secara teoritis maupun saat praktik lapangan. Hal inilah yang menjadi bahan evaluasi peserta saat menjelang penutupan acara, yaitu pada pukul 15.00 WIB.

Sebelum kegiatan berakhir, seluruh peserta menyaksikan dua buah video sebagai media refleksi diri untuk memacu kembali motivasi dalam upaya menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang pemandu disebut sebagai citra siswa, disebut pula sebagai model siswa yang lain. Oleh karena itu, pemandu adalah refleksi diri sendiri yang dibiaskan untuk memenuhi tanggung jawab sebagai penjaga nama baik sekolah. Semoga cikal bakal pemandu SMAN 10 Malang adalah pribadi yang berkualitas secara moral maupun akademis.

Always be an excellent figure! (nov)

By admin