Menyongsong Standarisasi Pendidikan Melalui Tes Daya Serap
Tak biasanya siswa SMAN 10 Malang Kampus 2 Tlogowaru heboh saat jam masuk dikumandangkan. Biasanya, para siswa akan berlaju dengan bel untuk segera masuk ke kelas sebelum bel selesai dikumandangkan. Tapi pagi ini (27/11) Siswa kelas 10 justru sibuk membolak-balik buku pelajaran milik mereka. Ada yang saling tanya jawab dan ada pula yang sibuk menghafal rumus-rumus. Rupanya hari itu, siswa kelas 10 kampus 1 dan kampus 2 akan mengadapi Tes Daya Serap dari Kemendiknas (Kementerian Pendidikan Nasional ).
Tes Daya Serap yang diikuti oleh perwakilan siswa kelas 10 yang terdiri dari 3 kelas dari kampus 2 dan 3 kelas dari kampus 1 ini bertujuan untuk memberikan sampel terhadap riset dari kemendiknas guna melancarkan standarisasi nasional, sebagai tolok ukur siswa dalam menyerap pelajaran yang selama ini telah diberikan oleh gurunya serta sebagai sarana untuk menilai kredibilitas sekolah tersebut. Tak hanya dilaksanakan di SMAN 10 Malang saja, pada saat itu kebetulan tes tersebut juga dilaksanakan di SMAN 1 Malang dan SMAN 3 Malang, bahkan akan dilaksanakan di seluruh Indonesia, Namun berbeda tahap waktu pelaksanaannya.
Materi yang diujikan dalam Tes tersebut meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari 55 soal, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, Matematika dan PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) yang masing-masing terdiri dari 50 soal. Walaupun pemberitahuan mengenai tes ini baru disampaikan sehari sebelumnya, hal tersebut tidak menyurutkan niat dan semangat siswa kelas 10 untuk meraih hasil yang maksimal. Banyak diantara mereka yang mengaku tidak mengetahui mengenai materi yang akan diujikan dalam tes tersebut, sehingga mereka pun belajar kilat pelajaran kelas 10 yang sesuai dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jauh dari ekspektasi mereka, rupanya materi yang keluar justru kebanyakan berasal dari materi kelas 3 SMP. Walaupun begitu, hal tersebut tidak membuat mereka menyesal dan berkecil hati. Justru membuat mereka terpacu untuk meraih hasil maksimal.
“ Menurut saya, tes ini mungkin efektif untuk tingkat nasional, soalnya kalau dibandingkan dengan Papua, dan daerah luar Jawa tapi kalo lokal atau regional gak terlalu bagus, Jawa Timur misalnya, masih belum tentu tes daya serap ini efektif. Tapi, gak papa, soalnya kan nantinya bisa jadi lebih variatif “ ujar Aqila, salah satu siswa kelas 10 usai menghadapi tes tersebut. (meg)