Peningkatan Wawasan Cagar Budaya Jawa Timur

SURABAYA – Dalam rangka meingkatkan peran siswa SLTA di Jawa Timur dalam upaya perlindungan, pemanfaatan dan pelestarian sejumlah warisan cagar budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bidang sejarah, museum dan purbakala Jawa Timur menggelar acara “Peningatan Wawasan Cagar Budaya Bagi Siswa SLTA se-Jawa Timur 2013”. Acara ini dilaksanakan pada Senin (25/3) hingga Selasa (26/3) bertempat di Hotel Cendana Surabaya. Acara dibuka langsung oleh Dr. H. Jarianto, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur pada pukul 19.00 WIB. Dalam acara pembukaan secara seremonial itu, kepala dinas berpesan agar para siswa SLTA selaku geneasi lanjut bangsa turut berperan dalam merawat dan mengambil kearifan-kearifan lokal dari warisan-warisan cagar budaya masa lampau.

Meskipun baru dibuka pada pukul 19.00 WIB, Senin siang para peserta telah menghabiskan waktunya di sejumlah situs-situs sejarah di Mojokerto.Para peserta berangkat dari Surabaya ke Mojokerto pada pukul 09.00 WIB. Perjalanan yang menghabiskan waktu selama kurang lebih dua jam tersebut bertujuan ke Museum Majapahit di Trowulan. Sesampainya di sana, para peserta disuguhkan dengan pemutaran audio visual tentang kejayaan nusantara utamanya kejayaan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Selanjutnya, pihak Museum Majapahit memberikan materi seputar Kerajaan Majapahit serta beberapa peninggalan-peninggalannya yang hingga kini masih dapat disaksikan di Museum Majapahit dan di tempat-tempat lain di Trowulan, Mojokerto. Pihak museum juga menjelaskan sekilas tentang Kota Trowulan yang dahulu kala adalah pusat peradaban Majapahit di nusantara.

M.-Arif-Wicaksono-nomor-2-dari-sebelah-kanan

Setelah puas melihat-lihat sejumlah peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit di museum kolektor terlengkap itu, perjalanan dilanjutkan ke Candi Bajang Ratu dan Patirtan Tikus. Candi Bajang Ratu adalah sebuah Candi Gapura. Masyarakat meyakini bahwa Candi Bajang Ratu adalah tempat dimana salah seorang raja Majapahit yaitu Kertarejasa ditasbihkan untuk menjadi raja. Sedangkan Patirtan Tikus yang saat ini lebih dikenal dengan Candi Tikus adalah sebuah tempat pemandian suci. Dua candi tersebut telah merepresentasikan kejayaan Majapahit di masa lampau. Selain kunjungan lapangan, acara “Peningatan Wawasan Cagar Budaya Bagi Siswa SLTA se-Jawa Timur 2013” juga diisi dengan seminar dengan pembicara atau pemateri utama Bapak Drs. Sumarno, M.Hum yang juga dosen di Universitas Negeri Surabaya. Seminar utama dibagi menjadi empat materi utama, yaitu : 1) Pengenalan Cagar Budaya Jawa Timur. 2) Nilai Penting Cagar Budaya bagi Sejarah, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, Agama dan/ Kebudayaan. 3) Peran Serta Siswa Dalam Melestarikan Cagar Budaya Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 Tahun 2010. 4) Bukti-Bukti Kejayaan Kerajaan Mojopahit Di Trowulan – Mojokerto.

Tercapainya upaya pelestarian bila terjalin kerjasama yang baik dan rasa saling handarbeni ( memiliki ) dan rasa bangga terhadap keberadaan Cagar Budaya. Siswa/siswi sebagai penerus bangsa tentunya mempunyai peranan dan andil besar, karena sering kali kita jumpai coret-coret pada Cagar Budaya yang dilakukan karena kekurang paham dan mengertinya. Niat mereka baik untuk menorehkan kenangan – kenangannya tapi secara tidak sadar hal tersebut sangat dilarang, karena akan menimbulkan dampak negative terhadap Cagar Budaya tersebut. Dengan penyelesaian kekuraiatan Peningkatan Wawasan Benda Cagar Budaya Bagi Siswa SLTA Se Jawa Timur Tahun 2013.

Melalui kegiatan peningkatan ini semoga akan tercipta dukungan dan partisipasi serta peran aktifnya setiap Siswa/Siswi sebagai penerus bangsa dalam menciptakan keamanan, keterawatan Cagar Budaya sebagai upaya pelestarian. (arf)

By admin