Refleksi HUT RI ke-68 Tahun 2013
POLITIK STABIL, EKONOMI TUMBUH
ENAM PULUH DELAPAN tahun sudah, Indonesia telah berjuang keras dan terus berusaha untuk menjadi sebuah negara yang berdaulat, kuat dan bermartabat. Perjuangan untuk keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya pun telah dijalani dengan penuh optimis. Dalam perjuangan selama 68 tahun ini, kondisi politik dan ekonomi tentu merupakan faktor penting dalam proses menyejahterakan rakyat. Politik dan ekonomi merupakan dua hal penting dalam pembangunan bangsa yang berujung pada kesejahteraan rakyat. Politik yang terpuruk akan menimbulkan kondisi perekonomian yang tidak sehat. Sebaliknya, politik yang kuat, stabil dan berdaulat akan menciptakan perekonomian yang sehat dan progresif.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam perayaan Cap Go Meh di Hall D Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3) mengatakan, “Jika kondisi politik dan negara stabil, maka pertumbuhan ekonomi akan tumbuh berkembang, “Agar kesejahteraan makin meningkat maka ekonomi harus tumbuh berkembang, keadaan dalam negeri harus stabil, kondisi politik harus stabil,” ujar SBY dalam pidatonya. Rakyat akan makin sejahtera apabila memiliki kecukupan pangan, pendidikan, rasa aman yang baik, dan sebagainya. Hal itu tentunya akan tercipta jika situasi politik dan keamanan negara dalam kondisi stabil.
Kondisi politik Indonesia saat ini sudah stabil meski masih ada bayang-bayang ketidakstabilitasan politik di masa lalu. Namun, sejak Indonesia mampu melewati masa reformasi dan berhasil melawan rintangan tersebut, pertumbuhan Indonesia kembali tumbuh dengan baik. Di era demokrasi ini, kondisi perpolitikan dalam negeri juga berlangsung meriah. Hal itu dibuktikan dengan proses pemilihan umum dari kepala daerah hingga presiden bisa berlangsung secara baik. Meski masih ada beberapa yang harus diperbaiki di sana-sini. Dalam hal makro ekonomi, saat ini, pertumbuhan ekonomi domestik mayoritas masih ditopang oleh sekitar 60 persen dari konsumsi domestik. Hal itu juga ditopang oleh sumber daya alam Indonesia yang sangat luas dan beragam. Di sisi lain, Indonesia juga masih didukung oleh pertumbuhan kelas menengah yang sedang berkembang, apalagi pertumbuhan kelas menengah ini selalu didominasi oleh penduduk berusia muda.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat hingga akhir 2012 di tengah pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sejak 2008 menunjukkan bukti perekonomian nasional mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa.
Kinerja perekonomian Indonesia tentunya akan terus bertambah baik, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi pasar finansial, walau sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan mampu bertahan. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan upaya pengurangan utang negara. Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada.
Kita melihat pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walau Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, pembangunan demokrasi dan ekonomi juga menuntut akuntabilitas dari para pemimpin dan pejabat pemerintahan. Setiap pemimpin yang mendapat mandat dari rakyat harus mau bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat melalui wahana demokrasi dan pembangunan, bukan untuk kepentingan segelintir orang partai.
Adalah wajar, tugas para pemimpin baik di pemerintahan maupun DPR, adalah mencari cara-cara yang terbaik untuk menangkap atau mengetahui aspirasi serta harapan rakyat. Bagaimanapun, kita perlu mengambil hikmah dan pelajaran penting dari krisis finansial global, karena krisis itu memaksa dunia internasional untuk melakukan restrukturisasi ekonomi yang lebih demokratis.(arf)