Puluhan siswa dengan puluhan pertanyaan di kepala mereka sudah siap menyambut kedatangan Ibu Fifi Trisjanti, Direktur Malang Town Square, di ruang perpustakaan SMAN 10 Malang Kampus I Sawojajar, Senin lalu (5/5). Kehadiran Ibu Fifi Trisjanti ke SMAN 10 Malang ini dalam rangka untuk ikut andil dalam program “Tokoh Malang Mengajar” yang memang diagendakan oleh Radar Malang. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk sebuah seminar sekaligus talkshow dengan tokoh-tokoh sukses di Kota Malang yang secara serempak diadakan di beberapa sekolah di kota Malang. Dan pada kesempatan ini, SMAN 10 Malang dapat berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan direktur mall nomor satu di kota Malang tersebut.
Dalam seminar ini, Ibu Fifi tak ragu menuturkan kisah-kisah di balik kesuksesannya. Ia menyampaikan perjalanan karirnya mulai dari menjadi karyawan perusahaan asuransi yang kemudian di bawah nama Coldwell Banker ia menapakkan diri pada dunia bisnis mall sebagai General Manager Malang Town Square.
“Awalnya saya menolak tawaran Coldwell Banker,” ujar Ibu Fifi. “karena dunia asuransi sangat berbeda dengan dunia bisnis. Di asuransi saya menjual janji, sesuatu yang mungkin bisa dibilang abstrak. Namun di mall, saya menemui “dunia nyata” sebuah bisnis. Namun lalu saya terima karena saya melihat mereka menaruh kepercayaan penuh kepada saya.” Lanjutnya.
Ibu Fifi mengakui bahwa di beberapa minggu pertama ia mengalami kesulitan yang luar biasa. Banyak tenderyang kurang puas dengan pelayanan Ibu Fifi yang memang sama sekali tidak berpengalaman sebagaimanager. Bahkan pihak Lippo Karawaci nyaris mengetuk palu untuk memecat Fifi dari jabatannya.
“Saya memotivasi diri saya sendiri,” ujar Ibu Fifi. “bahwa saya tidak mau jadi pecundang. Saya harus jadi pemenang. Saya tidak mau kembali ke bisnis asuransi karena saya gagal jadi manager.” Lanjutnya dengan semangat berkobar. Para siswa pun semakin antusias.
Salah satu kunci yang membawa Ibu Fifi pada keberhasilannya ini adalah tim partner kerjanya yang luar biasa. Ia mengatakan bahwa timnya mampu bekerja selama enam belas jam sementara kantor hanya mewajibkan mereka bekerja selama tujuh jam saja. Ibu Fifi menyampaikan ia sangat bangga dengan loyalitas para timnya dan ia sering mengapresiasi kinerja mereka dengan kenaikan gaji atau rekreasi bersama.
Namun siapa sangka, peraih penghargaan The Best Director se-Lippo Karawaci ini ternyata memupuk jiwaentrepreneurshipnya dengan memulai bisnis jahit kecil-kecilan yang pelanggan-pelanggannya tidak lain dan tidak bukan adalah para pembantu rumah tangga di perumahannya. Dalam ceritanya ia menuturkan bahwa ia sempat pernah gagal dalam menjahit baju tetangganya sampai-sampai ia harus mengganti kain milik tetangganya tersebut. Namun ia mengakui bahwa belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik.
“Lebih baik menjadi orang yang konsisten dari pada orang yang fleksibel.” Petuahnya kepada para siswa.
Seusai acara seluruh siswa berfoto bersama dan saling bersalaman. Mereka sangat senang dengan diadakannya kegiatan “Tokoh Malang Mengajar” ini karena mereka bisa memetik buah dari keberhasilan Ibu Fifi melalui pengalaman-pengalaman yang dibagikannya.
“Saya sangat berharap tahun depan ada kegiatan seperti ini lagi,” ujar Damar Dayu, siswa kelas XI Kampus II Tlogowaru. “seminarnya benar-benar bermanfaat bagi kami nanti ke depannya.” Lanjutnya dengan senyum mengembang. (day)